Quantcast
Channel: Haroro J. Ingram – The Conversation
Viewing all articles
Browse latest Browse all 5

Siapa Ayman Al-Zawahiri? Siapa penggantinya? Dan apa arti kematiannya bagi Al-Qaeda dan agenda antiterorisme AS?

$
0
0
Osama bin Laden (kiri) dan Ayman Al-Zawahiri.Visual News/Getty Images

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa pemimpin Al-Qaeda yang juga salah satu perencana serangan 11 September 2001, Ayman Al-Zawahiri, tewas terbunuh dalam serangan pesawat tanpa awak di kota Kabul, Afghanistan.

Presiden AS Joe Biden mengatakan dalam pidatonya pada 1 Agustus 2022 bahwa Al-Zawahiri adalah penerus kepemimpinan Osama bin Laden dan kematiannya telah memberikan keadilan bagi keluarga korban yang tewas dalam tragedi 9/11. Operasi intelijen AS tersebut berlangsung hampir setahun sejak AS menarik pasukannya dari Afghanistan setelah bergelut di sana selama dua dekade.

Profil Ayman Al-Zawahiri

Ayman Al-Zawahiri kerap disebut sebagai jihadis global. Istilah jihadis pada dasarnya merujuk pada orang yang terlibat dalam aktivitas memperjuangkan syariat Islam. Dalam konteks terorisme, jihadis biasanya digunakan untuk menyebut anggota yang siap berperang untuk menegakkan syariat Islam – dengan definisi ‘syariat’ yang berdasarkan pemahaman kelompok mereka sendiri.

Al-Zawahiri lahir di Mesir dan menjadi pemimpin tertinggi Al-Qaeda pada 2011, setelah Osama tewas di tangan militer AS dalam suatu operasi intelijen. Selama masa kepemimpinan Al-Zawahiri, Al-Qaeda mengalami tahun-tahun penuh guncangan, salah satunya setelah terjadinya serangan pesawat tanpa awak oleh militer AS di Pakistan. Di tahun-tahun menjelang kematiannya, Osama pun telah bersusah payah mempertahankan kontrol dan persatuan di seluruh jaringan afiliasi Al-Qaeda.

A laptop screen shows Ayman al-Zawahri speaking with the English translation below reading 'Bush do you know where I am. I am in the midst.'
Ayman Al-Zawahiri menantang Presiden Amerika Serikat George W. Bush yang saat itu masih berkuasa.AP Photo/B.K.Bangash

Al-Zawahiri menggantikan Osama, terlepas dari berbagai kontroversi terkait reputasinya sendiri. Meskipun ia sudah lama terlibat dalam sejarah panjang gerakan jihad, banyak pengamat, dan bahkan jihadis lain, yang melihatnya sebagai seorang orator yang kurang enerjik dan tidak punya pengalaman di medan perang.

Tidak seperti Osama yang disebut-sebut memiliki karisma tertentu, sosok Al-Zawahiri terlihat tidak mumpuni dan tidak tahan banting untuk menghadapi hambatan yang berliku-liku, dan pidatonya seringkali dianggap ketinggalan zaman. Ia juga kesulitan untuk menepis rumor yang sempat beredar bahwa ia pernah menjadi informan penjara saat ditahan di Mesir.

Pengaruh Al-Zawahiri semakin pudar sejak terjadinya gelombang gerakan revolusioner di sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika Utara, yang dikenal sebagai Kebangkitan Dunia Arab (Arab Spring). Banyak pengamat global menilai bahwa popularitas Al-Qaeda kemudian meredup dan kelompok kriminal tersebut seakan tidak mampu memanfaatkan situasi perang di Irak dan Suriah.

Para analis menyebutkan bahwa bagi para pendukung Al-Qaeda, Al-Zawahiri cenderung membuat organisasi tersebut ketinggalan zaman dan dapat dengan mudah tergeser oleh kelompok-kelompok militan Islam lain di “panggung” global.

Akan tetapi, runtuhnya kekhalifahan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada tahun 2019, kembalinya kekuasaan Taliban (yang merupakan sekutu Al-Qaeda) di Afghanistan, dan kuatnya afiliasi Al-Qaeda terutama di Afrika membuat beberapa ahli berpendapat bahwa Al-Zawahiri berhasil membuat Al-Qaeda bertahan dalam melalui periode penuh tantangan dan tetap menjadi kelompok kriminal yang menjadi ancaman besar hingga kini.

Salah seorang pejabat senior AS mengatakan kepada Associated Press bahwa bahkan pada detik-detik menjelang kematiannya, Al-Zawahiri masih memberikan “arahan strategi” dan dianggap sebagai sosok yang berbahaya.

Setelah Al-Zawahiri tewas, bagaimana selanjutnya?

Membunuh dan menangkap para pemimpin teroris telah menjadi agenda kontraterorisme utama bagi AS dan banyak negara-negara lain selama beberapa dekade terakhir.

Di Indonesia, ada Satuan Tugas (Satgas) Operasi Madago Raya, operasi militer gabungan TNI dan Polri (dulu bernama Tinombala). Misi utama operasi ini adalah menangkap dan membasmi kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok militan asal Indonesia yang beroperasi di wilayah pegunungan di Sulawesi Tengah.

Baru-baru ini, TNI dan Polri gencar melakukan serangkaian penangkapan puluhan anggota, simpatisan, serta tokoh kunci MIT. Ditambah dengan kematian pimpinan mereka, Ali Kalora, kondisi ini dianggap memberikan sinyal positif untuk benar-benar mengakhiri eksistensi kelompok ekstremisme tersebut.

MIT memiliki ideologi Salafi-Jihadi dan berafiliasi dengan ISIS. Selain MIT, ada pula Jemaah Islamiyah (JI), organisasi militan berideologi fundamentalisme Islam di Asia Tenggara yang terafiliasi dengan Taliban dan Al-Qaeda.

Berbeda dengan ISIS yang memiliki praktik suksesi kepemimpinan yang tegas, regenerasi kepemimpinan Al-Qaeda tampak tak jelas. Pengganti Al-Zawahiri akan menjadi pemimpin ketiga gerakan yang dibentuk pada tahun 1988 tersebut.

Calon paling potensial jatuh pada seorang keturunan Mesir, yakni Saif Al-Adel.

Saif adalah mantan kolonel tentara Mesir dan, seperti Al-Zawahiri, merupakan anggota kelompok ekstremis Mesir, Egyptian Islamic Jihad (EIJ), yang berafiliasi dengan Al-Qaeda. Ia terlibat dalam pengeboman kedutaan besar AS di Tanzania dan Kenya tahun 1998. Reputasinya sebagai ahli bahan peledak dan ahli strategi militer telah membuatnya menjadi sosok penting dalam gerakan Al-Qaeda.

Kami berpendapat bahwa kelompok kriminal global tersebut kini berada di persimpangan jalan. Jika penerus Al-Zawahiri bisa diakui secara sah oleh jajaran inti Al-Qaeda dan seluruh afiliasinya, maka ia akan dapat menstabilkan organisasi itu. Namun, sepertinya proses regenerasi Al-Qaeda akan berlangsung penuh tantangan dan, mungkin saja, justru dapat memecah belah kelompok tersebut.

Pengganti Al-Zawahiri punya pekerjaan rumah yang besar, yakni untuk mempertahankan kesetiaan seluruh jaringan Al-Qaeda dan mempertahankan predikat kelompok itu sebagai ancaman global.

Kelanjutan operasi AS setelah Taliban mengambil alih Afghanistan

Penarikan pasukan AS dari Afghanistan tahun lalu menimbulkan pertanyaan apakah AS dapat terus menekan eksistensi Al-Qaeda, ISIS, dan organisasi militan lainnya di negara itu.

Pejabat pemerintah AS menjabarkan bahwa AS akan tetap turun tangan dalam menangani segala serangan terorisme dan kebangkitan kelompok ekstremis manapun, sesuai dengan Strategi Di Atas Cakrawala (Over The Horizon Strategy) mereka yang kerap dibanggakan oleh Presiden Biden.

Bagi kalian yang bertanya-tanya apakah AS masih berkeinginan untuk mengejar teroris-teroris besar di Afghanistan, pembunuhan Al-Zawahiri agaknya sudah menjawab.

Serangan tersebut dilaporkan melibatkan pengawasan jangka panjang terhadap Al-Zawahiri dan keluarganya. Biden juga mengklaim operasi itu tidak memakan korban sipil.

AS butuh 11 bulan untuk menyerang target terbesarnya tersebut sejak Taliban mengambil alih pemerintahan Afghanistan. Ini sangat kontras dengan ratusan serangan udara yang dilakukan AS pada tahun-tahun sebelum menarik pasukannya.

Serangan itu dilakukan di Kabul, area yang dihuni oleh tokoh-tokoh senior Taliban. Rumah persembunyian Al-Zawahiri pun adalah milik seorang ajudan senior dari Sirajuddin Haqqani, salah satu teroris paling dicari oleh AS yang juga bagian dari jajaran pimpinan Taliban.

Membantu dan bersekongkol dengan Al-Zawahiri merupakan pelanggaran oleh Taliban terhadap perjanjian Doha.

Isi perjanjian tersebut adalah Taliban setuju “untuk tidak bekerja sama dengan kelompok atau individu yang mengancam keamanan AS dan sekutunya.” Serangan terhadap Al-Zawahiri, dengan demikian, menunjukkan bahwa jika AS ingin melakukan operasi militer di Afghanistan, dukungan Taliban tidak dapat diandalkan dan diharapkan.

Serangan terhadap Al-Zawahiri juga tidak banyak membantu untuk memprediksi apakah AS akan dapat menahan perkembangan kelompok jihadis lain di kawasan, seperti ISIS.

Kami meyakini bahwa jika semakin banyak jihadis yang menganggap Taliban terlalu lemah untuk melindungi para pemimpin Al-Qaeda dan tidak dapat memerintah Afghanistan tanpa bantuan AS, mereka akan beralih ke ISIS.

Dinamika ini menunjukkan tingginya tantangan dalam agenda melawan terorisme di Afghanistan saat ini, yang tidak mungkin dapat diselesaikan hanya dengan serangan pesawat tanpa awak dan membunuh petinggi-petinggi kelompok ekstremisme.

The Conversation

Para penulis tidak bekerja, menjadi konsultan, memiliki saham atau menerima dana dari perusahaan atau organisasi mana pun yang akan mengambil untung dari artikel ini, dan telah mengungkapkan bahwa ia tidak memiliki afiliasi di luar afiliasi akademis yang telah disebut di atas.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 5

Latest Images

Pangarap Quotes

Pangarap Quotes

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

HANGAD

HANGAD

MAKAKAALAM

MAKAKAALAM

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Trending Articles


Ang Nobela sa “From Darna to ZsaZsa Zaturnnah: Desire and Fantasy, Essays on...


Lola Bunny para colorear


Dino Rey para colorear


Girasoles para colorear


Dibujos de animales para imprimir


Renos para colorear


Dromedario para colorear


The business quotes | Inspirational and Motivational Quotes for you


Love Quotes Tagalog


RE: Mutton Pies (mely)


Gwapo Quotes : Babaero Quotes


Kung Fu Panda para colorear


Libros para colorear


Mandalas de flores para colorear


Dibujos para colorear de perros


Toro para colorear


mayabang Quotes, Torpe Quotes, tanga Quotes


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes


Tropa Quotes


Mga Tala sa “Unang Siglo ng Nobela sa Filipinas” (2009) ni Virgilio S. Almario





Latest Images

Pangarap Quotes

Pangarap Quotes

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.

HANGAD

HANGAD

MAKAKAALAM

MAKAKAALAM

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC

Doodle Jump 3.11.30 by Lima Sky LLC